diary seorang gadis bernama 'AKU'
=> berawal dari pertama yang bisa ku ingat semasa kecil, kedua orang tuaku selalu memenuhi kebutukhanku, segala fasilitas dari mulai alat sekolah, mainan, sampai kebutuhan yang menurut sebagian orang tua itu tidak penting mereka (kedua orang tuaku) telah menghadirkannya, tidak pernah ada yang kurang sama sekali, , , dan itu untuk aku, hanya untuk aku. . . .
tapi sobat. . . . dengan semua itu aku tetap tidak merasakan kebahagiaan seperti apa yang teman-teman aku rasakan. apakah kalian tahu kenapa???? karena mereka tidak pernah tau apa keinginan gadis kecilnya. ingin rasanya aku membisikan kalimat "ummi. . . . bp. . . . aku ingin saperti mereka(teman-temanku), mereka yang bebas bermain kemanapun merka mau." tapi mereka sama sekali tidak pernah memberikan kesempatan untukku membisikannya, bahkan pada saat aku hendak menduduki bangku SMP, bapakku sudah mewanti-wanti dari jauh-jauh hari, ia memperingatiku "jangan sekali-sekali mengikuti acara kemah jika kamu ingin melanjutkan sekolah!" widiiiih. . . . . ajib bukan???! belum masuk gerbang SMP ajja pesannya udah kaya gittuu. . . tanpa bertanya kenapa, aku langsung menurutinya, YA.... mau tidak mau, , , heuheu. . . .
dan pada akhirnya aku jadi siswi yang D3P(Datang, Duduk,Dengarkan, dan Pulang) tanpa aktivitas yang lain.
***
ketika aku menginjak ke umur yang setengah dewasa (oopzzz. . . emang dewasa bisa setengah-setengah ia??? hehehe. . au akh. . ) intinya ketika aku manduduki bangku SMA, aku sudah mengenal rasa cinta,, (cye elah, , ) hehe. . . tapi sayang. . . lagi-lagi mereka tidak mendukung perasaan itu. sampai pada akhirnya aku memasuki organisasi ROHIS,, (Subhanallah. . . . ) aku sungguh sangat beruntung! tapi. . . . tahu kah kawan. . . . ternyata mereka tetep saja tidak mempercayai aku ketika aku hendak mengikuti agenda ROHIS yang di namakan MABIT.
hingga aku berpikir, keterlaluan sekali mereka!!!! rasanya hanya aku satu-satunya orang yang menderita karna tidak mendapatkan sedikitpun kepercayaan dari orang tua. sampai pada akhirnya aku tidak terlalu aktif dalam organisasi tersebut.
***
ternyata, , , , , setelah memasuki gerbang perkuliahan pun sikap kedua orang tua ku sama sekali tidak berubah. "OTORITER!!!!!" hanya kata itu yang ada di benak ku saat itu.
smpai pd akhir'y salah satu dari mereka (ummi) menegaskan bahwa itu semata-mata karna mereka mencintaiku, , , ,